Sanggar Seni RKBM CImahi

Sanggar Seni RKBM

Kotak Pencarian

Rumah Kreatif Bunda Mei Headline Animator

Thursday 6 December 2012

Kreative Zone

Mari Membuat Mainan Dari Bekas Tutup Botol Air Mineral Galon



Kreatif minggu ini akan menampilkan kreasi Mainan atau bisa juga dibuat untuk hiasan gantung depan pintu kamar anak anda.
Cara membuatnya:
1.Siapkan bekas tutup botol air mineral Galon
2.Cuci/bersihkan semua tutup botol dengan air bersih lalu keringkan atau dilap.
3.Buatkan sketsa gambar dengan spidol hitam bentuk menyerupai Kepik (serangga) pada punggul tutup botol
4. Berilah warna sesuka anda sesuai bentuk yang anda buat dengan cat aclirik/ cat lukis
5. Simpan sampai permukaan mengering
6. Tambahan mata pada semua mainan
7. Lapisi dengan menggunakan vernis agar warna tidak mudah mengelupas.

Selamat Mencoba!

Bunda Mei



Sunday 18 November 2012

Ini Caranya Membantu Anak Pemalu Agar Lebih Percaya Diri



Kellie Karlina - wolipop

Orang-orang sering berasumsi bahwa seiring berkembangnya usia sang buah hati, mereka dapat mengatasi rasa malunya. Namun, hasil riset Vanderbilt University yang dipublikasikan pada jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience, Februari 2012 menunjukan bahwa hal tersebut tidaklah benar.
Rasa malu adalah cara seseorang dalam mengungkapkan rasa tidak familiarnya dengan lingkungan yang baru. Jika rasa malu merupakan sifat yang dibawa dari kepribadian seseorang, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak menjadi pribadi yang kurang aktif dan tak mau terlibat dalam aktivitas di sekitarnya.
Di sinilah orangtua harus berperan menghilangkan sifat pemalu dari anak dengan sehingga si kecil bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan lebih percaya diri. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan seperti dipaparkan circleofmoms:

1. Jangan Memberi 'Label' pada Anak
"Jika Anda selalu mengatakan pada orang lain kalau anak Anda orang yang pemalu, makan si kecil akan merasa dan memercayai bahwa dirinya memanglah sosok yang pemalu," jelas Alison S. Renowned, dokter anak dan ahli parenting. Dalam mengungkapkan perilaku sang anak, buatlah kata-kata yang lebih netral dan tidak menghakimi atau menilainya.

2. Memberi Dukungan pada Anak
Buah hati Anda mengetahui bahwa ia adalah anak yang pemalu. Daripada menutupi hal tersebut, lebih baik dorong dia untuk menjadi anak yang lebih percaya diri. Jangan ikut menganggap sifat pemalunya itu tidak normal, sehingga anak tak terlalu mengkhawatirkannya.

3. Kenalkan pada Hal yang Belum Pernah Anak Lakukan
Melindungi buah hati Anda dari pengalaman yang belum pernah ia lakukan bukanlah solusi yang dianjurkan. Namun hal ini juga tidak berarti Anda langsung memaksanya untuk melakukan hal-hal yang ia takutkan karena bisa menyebabkan trauma atau kecemasan.
Saat mengajaknya mencoba sesuatu yang baru, temani anak. Misalnya saat ia memasuki kelas yang baru sekolah saat tahun ajaran baru, atau menemaninya pada pesta ulang tahun temannya. Keberadaan Anda bersamanya, dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kegiatan tersebut. Selain itu, coba juga ajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantunya menghilangkan sifat pemalunya tersebut. Misalnya les menari, olahraga, dan lain-lain yang memungkinkan anak tampil di depan umum melalui kemampuannya.

4. Bantu Anak Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Bagi beberapa orangtua yang ditakutkan sebenarnya bukan sifat pemalu yang dimiliki anak, melainkan takut jika sang buah hati tidak dapat memutuskan kemauannya sendiri dan hanya mengikuti teman-temannya.
Sharon Silver, Parenting Coach dan Kontributor RoundUp mengatakan dalam bukunya 'The Key to Building Your Child's Self Esteem', buatlah kondisi yang dapat membangun kepercayaan diri anak dengan memberikannya tugas yang dapat ia lakukan dengan baik. Misalnya menyuruhnya untuk memilih dan memesan makanan yang ia sukai di restoran favoritnya. Hal ini membuatnya lebih percaya diri dan lebih mandiri.

5. Ajari Buah Hati Keterampilan Dasar dalam Bersosialisasi
Anak yang pemalu akan sulit bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu mulailah dengan mengajarnya hal-hal dasar seperti memandang lawan bicara dan berbicara dengan suara yang lebih lantang. Jika ia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu, ia akan melakukannya juga saat bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Begitu anak sudah mulai beranjak dewasa, ajak ia untuk mengikuti kegiatan yang dapat menumbuhkan kemampuannya bersosialisasi seperti mengikuti kelas teater, drama ataupun klub yang dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.

Rasa malu mungkin bersifat biologis, namun tidak berarti hal tersebut harus memengaruhi tumbuh kembang anak. Dengan pengertian dan dukungan dari orangtua, anak akan belajar secara perlahan-lahan untuk mengatasi rasa malunya.

Tuesday 13 November 2012

Adegan Kekerasan di TV Bikin Masalah Tidur pada Balita



Linda Mayasari - detikHealth

Berhati-hatilah jika sedang menonton berita kriminal atau adegan kekerasan dalam drama televisi, pastikan balita Anda tidak sedang berada di sebelah Anda dan ikut menontonnya. Selain berbahaya bagi kondisi psikologi anak, tontonan tersebut dapat mengganggu tidur anak.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa keluarga yang disarankan untuk beralih dari acara TV yang mempertontonkan kekerasan dalam beberapa bulan, anak-anaknya memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan keluarga yang tidak menerima saran tersebut.
Masalah tidur anak berkurang hingga sekitar 20 persen setelah orang tua memilih tontonan yang lebih mendidik. Tontonan yang baik untuk anak harus disesuaikan dengan usianya.
"Orang tua cukup mengubah tontonannya di rumah agar anak dapat tidur lebih nyenyak," kata Michelle Garrison, penulis utama studi tersebut dari Seattle Children's Research Institute, seperti dilansir foxnews, Selasa (7/8/12).
Untuk melihat apakah menghindari acara TV dengan konten kekerasan dapat meningkatkan kualitas tidur anak-anak, Garrison dan rekan-rekannya melakukan penelitian dan menerbitkannya dalam jurnal Pediatrics.
Penelitian tersebut melibatkan anak-anak antara usia 3 sampai 5 tahun. Sekitar 565 anak dan keluarga berpartisipasi dalam penelitian tersebut dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak.
Kelompok pertama terdiri dari 276 anak dan orang tua yang didorong untuk mengubah tontonan keluarga yang semula drama-drama yang mempertontonkan kekerasan dengan tontonan kartun kesukaan anak seperti Dora the Explorer.
Kelompok pembanding lainnya tidak melakukan hal serupa tetapi 289 anak-anak dan orang tua hanya diminta untuk makan makanan yang sehat sebagai gantinya. Kemudian peneliti mengevaluasi hasilnya melalui setiap 6 bulan, 12 bulan dan 18 bulan penelitian.
Pada awal penelitian, 42 persen dari anak-anak pada kelompok pertama memiliki beberapa jenis masalah tidur dan 39 persen dari anak-anak di kelompok kedua. Masalah tidur yang paling umum adalah anak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk dapat tertidur selama beberapa malam per minggunya.
Setelah enam bulan, masalah tidur turun menjadi 30 persen pada kelompok pertama, sedangkan pada kelompok pembanding hanya turun beberapa persen saja yaitu sampai 36 persen. Hasil tersebut terus menurun secara signifikan pada kelompok pertama dan perlahan-lahan pada kelompok kedua setelah satu tahun penelitian.
"Hal ini bukan hanya disebabkan karena konten kekerasan begitu menakutkan bagi anak, tetapi anak akan selalu terbayang-bayang hal tersebut hingga dirinya pergi tidur," kata Dr Umakanth Khatwa dari Boston Children's Hospital di Massachusetts.
Selain memilih konten yang lebih sesuai dengan usia anak, orang tua harus mematikan TV setidaknya 2 jam sebelum tidur, membuat waktu tidur dan waktu bangun yang konsisten setiap harinya. Hindarilah menonton acara TV untuk orang dewasa ketika anak-anak sedang berada di sekitar Anda.

Wednesday 24 October 2012

Menerima Pendaftaran Kursus Tari Bali (Muslim) Angkatan I tahun 2012


Kami selaku pengelola Rumah Kreatif Bunda Mei (RKBM) membuka program Kursus Tari Bali (Muslim) Angkatan Pertama tahun 2012.
Program ini merupakan program terobosan baru kami dalam kreatifitas Seni Tari khususnya Tari Bali.
Sesuai perkembangan dan kreatifitas seni tari di tanah air, kami memberikan corak tersendiri tanpa meninggalkan nilai-nilai  luhur budaya seni Tari Bali.
Tari Bali yang dimasa sekarang ini sudah mendunia dan begitu banyak diminati oleh semua masyarakat di luar masyarakat Bali mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak sekali kalangan muda -mudi yang ingin dan sudah belajar dan mendalami Tari Bali. Namun, banyak juga yang ingin belajar tetapi dengan latar budaya daerah dan agama yang berbeda menjadikan mereka sungkan dan canggung untuk mempelajarinya. Karena negara Indonesia merupakan negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
Untuk itu, kami memberikan solusi untuk memberikan nuansa islami dalam tatabusana Tarian Bali tanpa meninggalkan nilai seni dari tari tersebut. (Bundamei)

Silahkan klik halaman di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut:

Wednesday 10 October 2012

Menari dan Matematika sama Pentingnya!



Posted by Kreshna 


ajeg-bali-siwi
sumber foto: www.dasarbali.wordpress.com

Ketika menyampaikan TEDTalk berjudul “Benarkah Sekolah Membunuh Kreativitas?”, profesor pendidikan Sir Ken Robinson menunjukkan fakta bahwa selalu ada hierarki subjek pada sistem pendidikan di seluruh dunia, di mana pelajaran seperti Matematika dan Bahasa menempati prioritas tertinggi sedangkan pelajaran seni dan kemanusiaan menempati posisi terbawah. Dalam tiap hierarki itu pun ada sub hierarki lagi, seperti di pelajaran seni yang menempatkan menggambar dan menyanyi jauh lebih penting daripada seni peran dan menari. Ia kemudian menyampaikan keheranannya mengapa di sekolah kita tidak mengajari anak-anak meari seperti kita mengajari mereka Matematika? Bukankah anak-anak menari setiap saat? Mengapa seiring bertambahnya usia anak, kita semakin berfokus pada kepala saja? Mengapa menari hanya menjadi pelajaran ekstra kurikuler? Seberapa (tidak) pentingkah menari dalam pendidikan anak?
Secara umum tari memiliki beberapa fungsi antara lain: ekspresi budaya, media komunikasi, salah satu bentuk seni, dan alat sosialisasi pula. Mengajarkan tari pada anak-anak secara spesifik akan membawa banyak manfaat, seperti:
>> Kebugaran fisik. (Ya iya lah!) Ini saya tulis pertama karena yang paling terlihat manfaatnya. Saat menari entah berapa banyak otot yang bekerja, dan anak dilatih menjadi lebih kuat, seimbang, berstamina, koordinatif dan fleksibel. Walaupun anak sudah terlihat tidak punya bakat menjadi penari profesional nantinya namun kalau ia suka menari kemungkinan besar ia akan memiliki pola hidup yang lebih aktif sampai dewasa nanti. Selain kekuatan dan lainnya, dengan berlatih menari postur tubuh juga menjadi lebih baik. Cara berdiri, duduk, berjalan, dan semua aktivitas lain akan menjadi lebih baik (dan lebih anggun). Terbiasa memiliki postur tubuh yang benar dalam kegiatan sehari-hari saja sudah akan mengurangi banyak penyakit. Tidak percaya? Silahkan baca tentang Alexander Technique ini.
>> Tambahan sedikit soal koordinasi. Coba lihat video di bawah ini tentang seorang anak yang sedang bermain game Dance Dance Revolution di rumahnya. Skornya sempurna, koordinasi tubuhnya luar biasa, dan video ini sudah dilihat lebih dari 5 juta kali di YouTube. Kebanyakan orang yang melihat ini mungkin akan berkomentar, “Gila nih orang tuanya, anak dibiarin main ginian terus. Pasti gak pernah belajar nih!” Hmm, justru anak ini belajarnya sudah luar biasa sampai bisa seperti itu. Kalau saya mungkin akan berkomentar, “Gila aja nih orang tuanya kalau sampai anak kaya’ gini nggak disekolahin ke sekolah tari atau atlet. Ini sih sudah kelihatan passion-nya memang di situ dan jenius pula kecerdasan kinestetiknya!”
>> Percaya diri dan fokus. Kenapa percaya diri bisa meningkat dengan menari? Alasan yang langsung terlihat adalah karena mereka akan merasa senang dengan tubuhnya dan kemampuannya mengolah gerak. Namun bukan hanya itu, Anthony Robbins, sekorang pakar NLP dan motivasi top dunia, selalu menyarankan semua orang yang ingin mengubah nasib hidupnya dengan memulai dari mengubah tubuhnya dulu menjadi lebih sehat dan bugar. Dengan memperhatikan kesehatan dan kebugaran fisik terlebih dahulu, kita akan benar-benar merasa memegang kendali dan bertanggung jawab atas diri kita sendiri (bukan berarti melupakan Tuhan ya). Kemampuan untuk berfokus juga akan meningkat dengan belajar menari. Jelas lah ini. Gimana bisa menari dengan baik kalau nggak fokus?
>> Melatih berkomitmen dan disiplin. Berlatih menari yang baik butuh latihan berkali-kali. Anak akan belajar untuk memiliki komitmen dan dedikasi yang kuat, serta disiplin berlatih terus menerus bersama rekan-rekannya (menari biasanya tidak sendiri) agar bisa menari dengan baik. Penari-penari profesional seringkali harus melewati perjalanan karir yang dipenuhi dengan latihan-latihan intensif setiap harinya selama bertahun-tahun untuk mencapai kesuksesan. Jangan dikira menjadi penari itu cukup latihan part time. Silahkan lihat dokumenter tentang Dance School Julliard (seri 1, seri 2, dan seri 3) ini untuk melihat betapa berdedikasinya para siswa sekolah tari. Jauh banget dari gambaran anak-anak sekolah formal… yang kita lihat di sinetron. He he.
>> Sosialisasi dan kerjasama tim. Menari adalah kegiatan berkelompok yang memerlukan komunikasi, pengertian, dan kekompakan tim. Ini sih sudah jelas ya? Tapi lebih dari itu, belajar kerjasama juga didapat dari komitmen untuk datang dan berlatih. Anak akan belajar untuk tidak mengecewakan rekan-rekan satu timnya dengan bermalas-malasan karena performa seluruh tim akan terpengaruh pula. Ini lah yang saya sebut mengajari anak berkolaborasi, bukan hanya berkompetisi.
>> Menari juga bisa menjadi saluran bagi anak dalam menyalurkan emosi. Menari digunakan untuk merepresentasikan banyak perasaan seperti kebebasan, harapan, gairah, keberanian, kekuatan, dan keanggunan. Bukan itu saja, menari juga bisa menjadi sarana pelampiasan emosi negatif. Dalam psikologi ada konsep Mekanisme Pertahanan Ego, yaitu strategi mempertahankan citra ego yang kita gunakan saat menghadapi kenyataan yang tidak mengenakkan. Ada banyak cara, kebanyakan negatif, seperti: displacement, regression, repression, isolation, dll. Dari namanya aja udah seram begitu. Namun ada juga yang positif seperti altruism, anticipation, humor, dan sublimation. Nah yang terakhir ini, sublimasi, adalah saat kita mentransformasi emosi atau naluri negatif menjadi aksi, emosi dan perilaku positif. Contohnya saat kita kesal luar biasa karena dicaci maki bos di depan rekan-rekan kerja, kita tidak lalu menendang kucing kurang beruntung yang sedang lewat saat kita pulang, namun kita memilih untuk shalat, atau berlatih pencak silat, atau… menari! Luar biasa bukan kalau anak sedari kecil sudah diberi saluran mekanisme pertahanan ego yang baik bagi mereka?
Bayangkan betapa banyak manfaat yang bisa didapat oleh anak saat mereka belajar dan berkegiatan menari. Jadi mengapa menari tidak diajarkan pada anak-anak seperti kita mengajari mereka Matematika? Tanya pemerintah, atau tanya orang tuanya donk. (To be noted: I’m very good at Mathematics, and I’m very awful at dancing.)
Beberapa catatan penutup, yang pertama, anak-anak memiliki rentang perhatian yang pendek. Kalau mengajari mereka menari, usahakan tidak lebih dari 30-45 menit setiap sesinya. Guru atau orang tua harus memperhatikan ketertarikan si anak, membuat kelas penuh gerak dan tidak membosankan. Seperti pada pelajaran lain, yang penting adalah anak bisa bersenang-senang dengannya. Serta yang paling-paling penting, setelah membaca posting ini dan mengetahui pentingnya menari, tapi anak kita ternyata tidak menyukai aktivitas menari, ya jangan dipaksa.

Sumber: www.bincangedukasi.com

Monday 24 September 2012

Belajar Berkemah

Penulis: Yusi Elsiano Rosmansyah
Bermalam di luar rumah dengan mendirikan tenda sering memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan, terutama untuk anak-anak. Ada suasana berbeda ketika sedang berkemah. Suasana kebersamaan dan keceriaan seringkali dapat dirasakan ketika sedang berkemah.

Kegiatan berkemah tidak hanya dilakukan oleh lembaga atau sekolah, keluargapun dapat merencanakan hal serupa, berkemah bersama anak-anak. Bedanya, orangtua sering merasa khawatir ketika sekolah meminta izin supaya anak dapat ikut berkemah. Memang serba salah, jika diizinkan khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tetapi jika tidak diizinkan orangtua merasa bersalah karena anak tidak dapat pengalaman baru bersama teman-temannya. Selain itu, kadang-kadang anak kecewa jika orangtua tidak mengizinkannya ikut dalam kegiatan tersebut. Anak beranggapan orangtuanya tidak pengertian dan tidak mau memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa bersenang-senang bersama teman.

Memberikan izin kepada anak untuk ikut berkemah memang tidak mudah, terutama jika orangtua tersebut tidak pernah melepas anak tinggal dengan orang lain. Kondisi seperti ini akan cenderung membuat orangtua ingin melarang anak agar tidak jadi ikut berkemah. Membiarkan anak pergi berkemah boleh jadi akan membuat perasaan orangtua menjadi terasa sangat tersiksa. Bayangan-bayangan negatif yang mungkin terjadi pada diri anak selama di perkemahan akan terasa sulit sekali untuk dihapuskan.

Menyikapi hal di atas, orangtua seyogyanya meyakinkan terlebih dahulu bahwa anak akan mengikuti acara berkemah bersama orang-orang yang dapat dipercaya dan di lokasi yang tidak membahayakan (aman). Bila semuanya sudah jelas, janganlah orangtua lupa untuk memberikan penjelasan kepada anak tentang apa saja yang harus dilakukan apabila ia mendapatkan kendala saat berkemah. Selain itu, pesankan kepada anak dengan cara bijak agar ia selalu menjaga diri dengan baik (yer).

Sejatinya, banyak nilai positif yang dapat diambil oleh anak melalui kegiatan berkemah ini. Beberapa di antaranya adalah mengajarkan anak bagaimana bertahan hidup, belajar bekerja sama dengan orang lain, belajar perencanaan, belajar bagaimana cara membuat tempat untuk beristirahat yang nyaman dan aman. Selain itu, berkemah juga baik untuk merangsang kecerdasan natural (naturalist intelligence). Senada dengan Maya & Wido (2006) menyatakan bahwa memberikan kesempatan berada di ruang terbuka kepada anak dapat mendorong anak mengetahui banyak informasi dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk alam yang ada di sekitarnya.

Friday 7 September 2012

Keunggulan Bimbel Dengan Cara Les Privat



Berdasarkan hasil pengamatan pemerhati pendidikan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak memahami pelajaran di sekolahnya, antara lain cara mengajar gurunya di sekolah yang kurang dipahami atau tak disukai sang anak. Atau, kondisi belajar yang kurang kondusif, misalnya ruang kelas terlalu ramai dan berisik sehingga menganggu konsentrasi belajarnya. Maka, selain belajar di sekolah, anak perlu mengulang pelajarannya di luar sekolah. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang kesulitan mendampingi anaknya belajar di rumah karena kesibukannya, atau pelajaran sang anak belum tentu dipahami orang tuanya.
Lingkungan tempat les belajar (Bimbel) anak Anda biasanya akan berbeda dengan lingkungan di sekolah formal, karena teman-temannya juga akan berbeda, sehingga sangat penting memang untuk memperhatikan lingkungan tempat les yang akan dimasuki anak.
Jangan terjebak dengan biaya les yang murah, kalau lingkungan tempat les anak Anda berisi anak-anak yang sering jajan, maka ada kecenderungan anak Anda juga akan mengikutinya. Sehingga bisa berakibat si anak menjadi lebih boros dan tidak lagi fokus kepada proses belajarnya, malahan mungkin bisa jadi ia sibuk jajan dan bermain dengan teman-temannya tadi.
Contoh lainnya, ternyata teman-teman les si anak adalah anak-anak yang berperilaku kurang sopan dan sukanya main-main. Hal itu tentu sedikit banyak bisa berpengaruh terhadap diri si anak. Kalau ia tidak cocok, maka ia akan cenderung menyendiri. Tetapi kalau ia cocok dan ingin ikut-ikutan, maka ia bisa saja jadi berperilaku seperti teman-temannya tadi. Jadi, sekali lagi, lingkungan belajar yang baik, akan memberikan manfaat yang baik pula bagi anak Anda. Ujung-ujungnya, lagi-lagi, uang yang Anda keluarkan tidak akan sia-sia kalau memang Anda bisa memilih tempat les yang memiliki lingkungan yang baik.
Jadi jangan asal memilih les karena murahnya sedangkan lingkungannya kurang mendukung kegiatan belajar anak.
Ada cara yang lebih efektif dalam memfasilitasi belajar anak yaitu dengan les privat di rumah sendiri, dengan les privat:
1. Belajarnya anak lebih terpantau oleh orang tua. Karena kegiatan belajarnya di    rumah.
2. Anak akan lebih terbuka berkaitan dengan materi pelajaran yang dianggapnya sulit.
3. Anak akan lebih kosentrasi belajarnya karena tidak ada yang mengganggu.
4. Anak juga berkesempatan mengulang kembali pelajaran sekolah untuk bisa lebih dipahami lagi. Karena, materi pelajaran tentu akan lebih mudah diingat bila dipelajari berulang-ulang.
Barangkali itu sedikit informasi yang bisa saya sampaikan, kembali pada orang tua langkah mana yang akan di ambil untuk membantu memfasilitasi belajar anaknya.
Bimbingan Belajar Bagi Anak
Pada umumnya prestasi belajar anak akan meningkat dengan adanya perhatian orang tua. Bentuk perhatian orang tua tidak hanya dari segi makanan untuk asupan gizi yang diperlukan anak, atau dengan memperhatikan keperluan belajarnya atau memantau waktu belajarnya, sebenarnya ada yang lebih penting lagi dan ini nyaris tak terperhatikan orang tua yaitu pemahaman dari yang dipelajarinya. Kadang anak anak akan merasa putus asa bila ada yang tidak dimengertinya dan dirumah tidak ada yang bisa menjelaskan permasalannya, lebih berbahaya lagi bila hal ini tak terselesaikan anak menjadi malas belajar.
Sebenarnya bila anak bisa memaksimalkan belajar nya di sekolah, anak tidak perlu mengulang kembali materi pelajarannya dirumah. Tapi bagi anak yang tidak bisa memaksimalkan belajar di sekolah tentu sangat perlu mengulang pelajarannya di rumah.
Disinilah perlunya anak memiliki teman belajar. Teman belajar yang dimaksud adalah orang yang bisa menemani belajar, bisa teman sekolah, orang tua, kakak, maupun orang lain yang menjual jasa bimbingan belajar
Sumber:  lesprivat99.com

Thursday 30 August 2012

Industri Kreatif Bagi Ibu Rumah Tangga

Dalam new knowledge economy era yang disebut juga era ekonomi gelombang keempat, keberhasilan ekonomi sangat ditentukan seberapa banyak pengetahuan-pengetahuan baru dihasilkan.
Dengan demikian dibutuhkan banyak karyawan atau sebuh bidang usaha berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Melalu highly skilled knowledge workers akan dihasilkan inovasi-inovasi berupa kekayaan-kekayaan intelektual yang dihakciptakan.
Peluang tersebut juga bisa jatuh pada industri rumahan bagi ibu rumah tangga. Peluang ini makin diminati para ibu rumah tangga karena terbukti dapat menambah penghasilan keluarga. Peluang usaha rumahan juga memiliki potensi yang sama dengan usaha skala industri yang dapat tumbuh dan berkembang luas jika dikelola dengan baik.
Jenis usaha rumahan atau peluang usaha rumahan yang dapat dikembangkan khususnya bagi para ibu rumah tangga
Peluang usaha Penitipan anak
Bagi anda yang cukup memiliki waktu luang dirumah serta ingin mengembangkan usaha rumahan untuk menambah pemasukan keluarga. peluang usaha penitipan anda dapat menjadi pilihan yang tepat untuk dikembangkan. Dari segi modal yang relatif murah menyebabkan peluang usaha penitipan anak cukup trend dan populer dikalangan industri rumahan.
Peluang Usaha Catering
Industri makanan, Bagi para ibu ibu rumah tangga apalagi yang senang dengan kegiatan cooking atau masak memasak. peluang usaha catering tidak hanya menjual produk makanan namun juga anda bisa mengembangkannya dengan menawarkan layanan jasa pelatihan memasak. kedua ide rumahan ini paling banyak diminati dan dikembangkan.
Peluang Usaha Guru Privat
Inilah peluang usaha rumahan yang berikutnya, yaitu menjual jasa. Anda bisa membuka pusat pendidikan, bahkan anda bisa mengajar secara online dengan memanfaatkan internet. Bagi anda yang memiliki keahlian di bidang pelajaran tertentuini dapat menjadi ide usaha yang terbaik untuk anda coba kembangkan.
Peluang Usaha Bisnis Souvenir / kerajinan tangan
Selain gampang dalam membuatnya produk kerajinan tangan atau Handicraft juga memerlukan modal yang relatif kecil karena dapat memanfaatkan Barang - barang Bekas . misalnya bagi anda yang memiliki hobi menjahit, anda dapat membuat aneka tas dan dompet dari kain kain bekas, anda juga dapat membuat aneka pernak-pernik, aneka bunga yang terbuat dari Barang Bekas, serat kayu maupun kertas. Sebenarnya untuk membuat jenis Barang Kerajinan tangan tersebut hanyalah kreatifitas untuk menciptakan produk yang simpel nan unik dari Barang Bekas.
Dalam mengelola usaha rumahan ketekunan dan keuletan menjadi faktor penting dalam menjalankan usaha ini. Selain itu modal usaha rumahan biasanya murah, usaha rumahan modalnya sedikit, bahakan bisa judga usaha rumahan tanpa modal, terlepas dari jenis usaha rumahan yang sedang atau ngin anda kembangkan yang paling penting adalah fokus didalam mengelolanya.

sumber :(felly@oktomagazine.com)

Jika Ibu Kreatif, Tidak Perlu anak masuk Pre School

Setiap orang pasti ingin agar anaknya cerdas untuk memperoleh masa depan yang gemilang. Berbagai upaya dan investasi dilakukan sejak dini demi kelancaran tumbuh kembang si kecil nantinya. Pre-School pun mulai banyak diminati para orang tua karena dianggap dapat mencetak anak berprestasi.

Psikolog anak, Dr. Rose Mini AP, Mpsi atau yang populer dengan panggilan bunda Romi menyebutkan bahwa IQ anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu nature (genetik) dan nurture (stimulasi) seperti bermain, musik, bahasa, dan lainnya.

Menurutnya, 80% otak anak berkembang sejak masa kandungan hingga umur 3 tahun. "Bahkan umur 1-3 tahun, anak dapat menyerap 13 juta kata, asalkan si anak mendapatkan rangsangan dan stimulasi," ujar bunda Romi.

Melihat tren yang berkembang di kalangan orang tua saat ini, yaitu berlomba-lomba memasukkan anaknya ke pre-school, terkadang menjadi dilema bagi beberapa orang tua yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya sedini mungkin.

Namun ternyata, memasukkan anak ke pre-school bukan jalan satu-satunya mencetak anak pintar. Seorang anak dapat merasakan suasana pre-school di dalam rumah, asalkan sang ibu kreatif.

"Nggak ada sekolah buat orang tua. Orang tua harus kreatif dan banyak mencari informasi tentang tumbuh kembang anak. Orang tua harus mau susah, jangan menganggap memasukkan anak ke pre-school dapat meringankan tangung jawabnya, karena bisa bahaya," tegas bunda Romi.

Menurutnya, bahaya memasukkan anak ke preschool adalah ketika orang tua menjadi lepas tangan. Selain itu bila sistem yang diterapkan di sekolah tidak sama dengan sistem di rumah, anak bisa bingung.

"Contohnya jika orang tua memasukkan anaknya ke sekolah Islami dengan disiplin yang ketat, tetapi di rumahnya tidak diterapkan, sama saja bohong," ucapnya.

"Boleh saja memasukkan anak ke pre-school sejak batita, asalkan tidak membuat anak jenuh. Usahakan mereka lebih banyak bermain, karena dengan bermain informasi akan lebih cepat masuk ke otak,"saran bunda Romi.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang tua yang melatih anak dengan bermain, maka informasi yang masuk dapat mencapai 80%. Namun bila dipaksa, informasi tidak akan masuk karena seperti ada tirai yang menghalanginya masuk.

"Pada dasarnya bagi anak-anak, bermain merupakan cara belajar yang paling alami serta dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak," jelas bunda Romi.

Untuk ibu yang mendidik anaknya di rumah, dapat menggunakan cara-cara kreatif yang menmstimulasi si anak. "Cari alat stimulasi yang mudah. Misalnya,menstimulasi bunyi-bunyian dari peralatan kaca, atau menggunakan jari-jari tangan untuk berkomunikasi dengan cara unik, lucu dan menarik bagi anak," tambahnya.

Jika Anda tertarik memasukkan anak ke pre-school, ini dia tipsnya memilih preschool yang tepat :
1. Pilih sekolah (pre-school) yang dapat mengoptimalkan anak.
2. Jangan paksakan anak untuk belajar, cobalah mencari berbagai permainan yang disesuaikan dengan gaya berpikirnya.
3. Cari pre-shool yang gurunya tidak keluar masuk, karena anak perlu attachement atau kedekatan untuk tumbuhkembangnya.
4. Harus yang banyak kegiatan motorik kasarnya (jalan, lari, dll).
5. Ada kegiatan outdoornya (50:50), jangan langsung akademis.
6. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah atau guru untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, Maudy Koesnaedi yang hadir sebagai nara sumber sekaligus moderator pun bertanya mengenai pentingnya mengajarkan bahasa asing pada anak sejak balita.

"Para ibu cenderung menginginkan anaknya bisa menguasai beberapa bahasa dengan cara memasukkan si kecil ke preschool yang proses belajarnya menggunakan beberapa bahasa, sebenarnya baguskah hal seperti itu?" tanya Maudy.

Menurut bunda Romi, memang banyak orang tua yang ngerasa anaknya keren kalau ngomong bahasa asing. 'Nggak ada yang ngelarang, tapi yang jadi masalah adalah ketika anak bingung bahasa apa yang dipakainya nanti sehari-hari," ucap bunda Romi.

Selain itu, orang tua terkadang tidak memperhatikan apakah si kecil sudah siap atau belum jika si kecil disekolahkan di tempat yang proses belajarnya menggunakan beberapa bahasa. Untuk itu, kemampuan bahasa anak pun perlu dites dan dipertimbangkan lagi.

"Amati berapa kata yang dapat ia serap tiap harinya. Pertimbangkan juga kebutuhan keluarga dan anak sebelum menggunakan bilingual, apakah sering dipakai atau tidak bahasa asing tersebut di rumah," jelas bunda Romi.

Yang terpenting adalah mengajarkan bahasa ibu dulu, baru bahasa sehari-hari. "Walaupun suami saya orang Belanda, tapi saya mengajarkan bahasa Indonesia dulu, baru setelah dia siap belajar bahasa asing, saya ajarkan," ujar Maudy yang saat ini sudah setahun menyekolahkan anaknya di pre-school Planet Kids.

Nah, para orang tua, sebelum Anda menitipkan anak pada satu sekolah, tidak ada salahnya melakukan school shopping untuk melihat sejauh mana kecocokan visi misi serta kurikulum pre-school itu dengan kepribadian si anak.

"Tapi kalau sang ibu kreatif dan punya banyak waktu untuk menstimulasi pertumbuhan anak di rumah, ngapain dimasukin preschool?" ucap bunda Romi.nu/det

Sumber: pembelajaran-anak.blogspot.com

Wednesday 1 August 2012

Unit Usaha Mandiri RKBM


 Ditulis oleh: Bunda Mei

Semangat Pagi!

Dari sekian banyak program yang kami kerjakan di Rumah Kreatif Bunda Mei, ada satu program yang bergerak di bidang usaha rumahan atau yang biasa kita kenal dengan nama UKM atau homemade bidang usaha makanan kecil / snack berupa kue kering. Usaha ini telah dirintis oleh keluarga besar kami sejak lama sebelum rumah kreatif didirikan. Berawal dari banyaknya pesanan dari tetangga dekat, saudara dan kerabat untuk keperluan hantaran acara kendurenan, pernikahan dan lainnya. Yang paling banyak pesanan bermacam-macam kue kering adalah ketika tiba waktu menjelang Lebaran Idul Fitri, hari Natal dan Tahun baru. Hingga kini pesanan begitu banyak dan tidak dapat terpenuhi semua. Kami mulai menambah orang dari tetangga terdekat satu demi satu untuk membantu usaha ini. 

  









Salah satu kue yang paling banyak dipesan adalah kue kering “Pastel” isi abon sapi. Kemasan yang kami sediakan adalah kemasan toples kecil, sedang dan besar atau sesuai permintaan.

Usaha kami ini semakin luas berkembang di masyarakat umum. Untuk menjaga kualitas produk kami dipasaran dan sebagai daya saing, kami mulai memberikan Label produksi dengan nama “RKBM Cookies”.

Kami berharap ini akan menjadikan usaha kami bertambah maju dan berkembang lagi sebagai pemicu dalam berkreasi membuat usaha kecil di lingkungan masyarakat untuk menghasilkan tambahan pendapatan keluarga. Semangat!