Sanggar Seni RKBM CImahi

Sanggar Seni RKBM

Kotak Pencarian

Rumah Kreatif Bunda Mei Headline Animator

Friday 25 May 2012

Bagaimana cara mengatasi emosi anak???


doc:sekolah123.com
 Anak anak usia 25 sampai 36 bulan pada dasarnya diliputi perasaan yang turun naik. Di satu sisi mereka ingin melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Tapi di sisi lain, keinginan tersebut dibatasi kemampuannya, selain itu mereka juga ingin bermanja manja pada ibu atau ayah tercinta. Semua ini membuat anak anak sering terlihat keras kepala, melakukan tindakan yang sulit diprediksi, menunjukkan suasana hati yang turun, dan bersikap negatif kepada orang lain.
Dua jenis emosi yang sering kali muncul pada anak yaitu, rasa takut dan rasa tantrum. Pada sat ini si kecil mulai menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Pada saat ini anak mulai menunjukkan minat pada anak lain, misalnya berinteraksi dengan orang lain, belajar disiplin mulai dari hal hal yang paling kecil, keterampilan dan kemampuan, ambisi dan empati kepada orang lain. Sebagai orang tua, sebaiknya anda melihat kecenderungan tantrum dan rasa takut pada anak sebagai ekspresi yang sehat. Namun, terkadang orang tua kelelahan dalam menghadapi tantrum dan rasa takut si kecil. Menghilangkan tantrum dan rasa takut tentu bukan pekerjaan mudah. 

Berikut ini beberapa cara dalam menghadapi kemarahan si kecil :

1. Cobalah tenang, orang tua harus bisa memahami situasi dan mencoba untuk tenang dalam menghadapi anak, karena si kecil membutuhkan sosok yang dapat membuat ketenangan untuk mengontrol situasi .
2. Ingat ingat penyebabnya, orang tua harus lebih memahami apa yang di inginkan anak ketika anak marah, misalnya anak terlalu lelah dan kita beri stimulasi dengan mengajaknya jalan jalan di sekitar rumah.
3. Berbicara dengan halus namun tegas, orang tua tidak berbicara dengan nada keras agar si kecil tidak membalas dengan teriakan yang lebih hebat.
4. Tidak menggunakan hukuman fisik, orang tua tidak memukul atau mencubit pada saat anak sedang tantrum.
5. Jangan berdebat, orang tua tidak mengajak anak berdebat pada saat kemarahannya memuncak.
6. Menjaga anak dari kemungkinan celaka, menghindari anak agar tidak melakukan memukul atau menendang pada saat kemarahannya memuncak. Orang tua sebaiknya mengalihkan pikirannya dengan mengajak si kecil bermain.
7. Tunjukkan empati, orang tua mengerti perasaan si kecil ketika si kecil marah dengan mencoba mengalihkan perhatiaan si anak.
8. Mengalihkan perhatian anak, ketika si kecil marah, sebaiknya orang tua mengalihkan perhatiannya dengan melakukan kegiataan kegiatan kecil seperti main bola air.
9. Beri waktu jeda, ketika anak marah lebih baik kita memberikan waktu sendiri untuk meredakan emosinya dan sebagai orang tua sebaiknya tidak menggangu si kecil sampai kemarahan si kecil reda.
10. Jangan takut jika tak mereda, dalam hal ini jika anak marah orang tua tidak perlu cemas, karena kemarahan anak hanya sesaat dan untuk mengekspresikan emosinya.
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua dan pendidik harus pintar pintar memahami karakteristik anak yang berbeda beda, sehingga kita tidak salah dalam menangani anak ketika anak marah, nangis,dan histeris.

Sumber: Nur Fikriyatul Khasanah S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini – Unesa.ac.id

No comments: