Linda Mayasari - detikHealth
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa keluarga yang
disarankan untuk beralih dari acara TV yang mempertontonkan kekerasan dalam
beberapa bulan, anak-anaknya memiliki kualitas tidur yang lebih baik
dibandingkan keluarga yang tidak menerima saran tersebut.
Masalah tidur anak berkurang hingga sekitar 20 persen
setelah orang tua memilih tontonan yang lebih mendidik. Tontonan yang baik
untuk anak harus disesuaikan dengan usianya.
"Orang tua cukup mengubah tontonannya di rumah agar
anak dapat tidur lebih nyenyak," kata Michelle Garrison, penulis utama
studi tersebut dari Seattle Children's Research Institute, seperti dilansir
foxnews, Selasa (7/8/12).
Untuk melihat apakah menghindari acara TV dengan konten
kekerasan dapat meningkatkan kualitas tidur anak-anak, Garrison dan
rekan-rekannya melakukan penelitian dan menerbitkannya dalam jurnal Pediatrics.
Penelitian tersebut melibatkan anak-anak antara usia 3
sampai 5 tahun. Sekitar 565 anak dan keluarga berpartisipasi dalam penelitian
tersebut dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak.
Kelompok pertama terdiri dari 276 anak dan orang tua yang
didorong untuk mengubah tontonan keluarga yang semula drama-drama yang
mempertontonkan kekerasan dengan tontonan kartun kesukaan anak seperti Dora the
Explorer.
Kelompok pembanding lainnya tidak melakukan hal serupa
tetapi 289 anak-anak dan orang tua hanya diminta untuk makan makanan yang sehat
sebagai gantinya. Kemudian peneliti mengevaluasi hasilnya melalui setiap 6
bulan, 12 bulan dan 18 bulan penelitian.
Pada awal penelitian, 42 persen dari anak-anak pada kelompok
pertama memiliki beberapa jenis masalah tidur dan 39 persen dari anak-anak di
kelompok kedua. Masalah tidur yang paling umum adalah anak memerlukan waktu
yang terlalu lama untuk dapat tertidur selama beberapa malam per minggunya.
Setelah enam bulan, masalah tidur turun menjadi 30 persen
pada kelompok pertama, sedangkan pada kelompok pembanding hanya turun beberapa
persen saja yaitu sampai 36 persen. Hasil tersebut terus menurun secara signifikan
pada kelompok pertama dan perlahan-lahan pada kelompok kedua setelah satu tahun
penelitian.
"Hal ini bukan hanya disebabkan karena konten kekerasan
begitu menakutkan bagi anak, tetapi anak akan selalu terbayang-bayang hal
tersebut hingga dirinya pergi tidur," kata Dr Umakanth Khatwa dari Boston
Children's Hospital di Massachusetts.
Selain memilih konten yang lebih sesuai dengan usia anak,
orang tua harus mematikan TV setidaknya 2 jam sebelum tidur, membuat waktu
tidur dan waktu bangun yang konsisten setiap harinya. Hindarilah menonton acara
TV untuk orang dewasa ketika anak-anak sedang berada di sekitar Anda.
No comments:
Post a Comment