Sanggar Seni RKBM CImahi

Sanggar Seni RKBM

Kotak Pencarian

Rumah Kreatif Bunda Mei Headline Animator

Tuesday 13 November 2012

Adegan Kekerasan di TV Bikin Masalah Tidur pada Balita



Linda Mayasari - detikHealth

Berhati-hatilah jika sedang menonton berita kriminal atau adegan kekerasan dalam drama televisi, pastikan balita Anda tidak sedang berada di sebelah Anda dan ikut menontonnya. Selain berbahaya bagi kondisi psikologi anak, tontonan tersebut dapat mengganggu tidur anak.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa keluarga yang disarankan untuk beralih dari acara TV yang mempertontonkan kekerasan dalam beberapa bulan, anak-anaknya memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan keluarga yang tidak menerima saran tersebut.
Masalah tidur anak berkurang hingga sekitar 20 persen setelah orang tua memilih tontonan yang lebih mendidik. Tontonan yang baik untuk anak harus disesuaikan dengan usianya.
"Orang tua cukup mengubah tontonannya di rumah agar anak dapat tidur lebih nyenyak," kata Michelle Garrison, penulis utama studi tersebut dari Seattle Children's Research Institute, seperti dilansir foxnews, Selasa (7/8/12).
Untuk melihat apakah menghindari acara TV dengan konten kekerasan dapat meningkatkan kualitas tidur anak-anak, Garrison dan rekan-rekannya melakukan penelitian dan menerbitkannya dalam jurnal Pediatrics.
Penelitian tersebut melibatkan anak-anak antara usia 3 sampai 5 tahun. Sekitar 565 anak dan keluarga berpartisipasi dalam penelitian tersebut dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak.
Kelompok pertama terdiri dari 276 anak dan orang tua yang didorong untuk mengubah tontonan keluarga yang semula drama-drama yang mempertontonkan kekerasan dengan tontonan kartun kesukaan anak seperti Dora the Explorer.
Kelompok pembanding lainnya tidak melakukan hal serupa tetapi 289 anak-anak dan orang tua hanya diminta untuk makan makanan yang sehat sebagai gantinya. Kemudian peneliti mengevaluasi hasilnya melalui setiap 6 bulan, 12 bulan dan 18 bulan penelitian.
Pada awal penelitian, 42 persen dari anak-anak pada kelompok pertama memiliki beberapa jenis masalah tidur dan 39 persen dari anak-anak di kelompok kedua. Masalah tidur yang paling umum adalah anak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk dapat tertidur selama beberapa malam per minggunya.
Setelah enam bulan, masalah tidur turun menjadi 30 persen pada kelompok pertama, sedangkan pada kelompok pembanding hanya turun beberapa persen saja yaitu sampai 36 persen. Hasil tersebut terus menurun secara signifikan pada kelompok pertama dan perlahan-lahan pada kelompok kedua setelah satu tahun penelitian.
"Hal ini bukan hanya disebabkan karena konten kekerasan begitu menakutkan bagi anak, tetapi anak akan selalu terbayang-bayang hal tersebut hingga dirinya pergi tidur," kata Dr Umakanth Khatwa dari Boston Children's Hospital di Massachusetts.
Selain memilih konten yang lebih sesuai dengan usia anak, orang tua harus mematikan TV setidaknya 2 jam sebelum tidur, membuat waktu tidur dan waktu bangun yang konsisten setiap harinya. Hindarilah menonton acara TV untuk orang dewasa ketika anak-anak sedang berada di sekitar Anda.

No comments: