Sanggar Seni RKBM CImahi

Sanggar Seni RKBM

Kotak Pencarian

Rumah Kreatif Bunda Mei Headline Animator

Friday 15 November 2013

Komunitas Hong: Surga Permainan Anak Tradisional

Tinjauan Di Kawasan Dago, Bandung dapat Anda temukan sebuah tempat menarik yang melestarikan permainan khas Nusantara terutama Jawa Barat. Tempat ini menjadi surga permainan tradisional bagi anak-anak Anda. Di sini juga tersedia beragam makanan khas tradisional Sunda yang nikmat rasanya. Komunitas Hong mengelola tempat ini dengan area yang cukup besar untuk menampung lebih dari 100 orang ditambah area parkir luas hingga 20 mobil dan 50 motor. ..kata ‘hong’ mempunyai arti harfiah ‘bertemu’. Dipastikan akan sulit bagi Anda menemukan tempat semacam ini di Indonesia dan bisa jadi ini adalah pelopor dan satu-satunya! Anak-anak Anda perlu dibawa ke komunitas ini untuk bermain sekaligus belajar tradisi kebudayaan serta aneka ragam permainan tradisional. Untuk datang ke tempat ini dibutuhkan minimal setengah demi merasakan permainan tradisional dalam kegembiraan yang meruah berbalut kearifan lokal. Anda dapat belajar membuat ragam mainan dari daun kelapa membentuk seperti udang, pecut, dan keris. Ikutlah juga bermain boy-boyan, bebentengan, atau enggrang yang selain membawa keceriaan juga mampu melatih keseimbangan anak-anak. Permainan tradisional ini sarat nilai-nilai luhur dan pengetahuan. Setiap minggunya juga ada acara Buka Leuit (lumbung mainan), upacara hempul, dan hong jaga leuweung (wana wani wano). Di Komunitas Hong juga ada leuit hempul yaitu lumbung besar untuk menyimpan mainan, ada saung gede berupa ruang berbentuk saung serba guna fungsinya. Selain itu ada saung lisung dan saung jawa (penasaran? datanglah kemari!), serta Amphi Theater dengan kapasitas 50 orang. Permainan anak-anak zaman sekarang lebih mengeksplorasi kemampuan individual sehingga mereka menjadi kurang kreatif, anti sosial, serba mau cepat, dan malas bergerak. Mungkin Anda khawatir ketika anak sudah kecanduan permainan modern yang beberapa di antaranya justru mengenalkan kekerasan. Anda perlu mengajak anak-anak ke sini dan bersama-sama komunitas ini menggali dan merekonstruksi mainan rakyat dari tradisi lisan atau tulisan berupa naskah-naskah kuno. Mereka akan mengajak Anda dan anak-anak Anda berusaha memperkenalkan mainan rakyat dengan tujuan menanamkan pola pendidikan agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya, dan Tuhan-nya. Di Komunitas Hong Anda dapat turut melestarikan produk mainan rakyat sebagai warisan budaya agar tidak punah dan tetap lestari. Mereka juga membina budaya bermain anak melalui pelatihan bagi anak-anak agar budaya bermain yang berbasis budaya lokal tetap bertahan. Selain itu mereka mengembangkan produk mainan rakyat sebagai dasar pengembangan mainan anak yang ada untuk kebutuhan dalam dunia pendidikan. Pendiri Komunitas Hong adalah Mohammad Zaini Alif atau sering disapa Kang Zaini. Ia meneliti tentang seni dan budaya sejak 1996, kemudian tahun 2005 komunitas ini berdiri hingga peresmiannya tahun 2008. Dilatarbelakangi penelitian permainan Sunda kemudian Kang Zaini berniat melestarikannya dengan mendirikan Komunitas Hong. Dia bercita-cita menghidupkan kembali berbagai khazanah permainan tradisional Jawa Barat dan Nusantara. Kang Zaini mendapat penghargaan sebagai Social Entrepreneur dari British Council 2010 atas upayanya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar melalui Komunitas Hong. Saat ini Komunitas Hong telah mendokumentasikan 250 macam permainan anak tradisional Sunda, 213 permainan tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta 50 jenis permainan dari Lampung. Selain itu, komunitas ini berupaya menjadi Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat dengan koleksi sekitar 100 jenis permainan tradisional dari 10 negara. Anda perlu mengajak anak-anak untuk mengenal seni dan budaya Nusantara atau barangkali Anda rindu melihat beragam jenis permainan tradisional yang kini sudah jarang dimainkan anak-anak kita. Komunitas Hong kini memiliki 150 anggota yang berasal dari masyarakat tingkatan usia 6 tahun sampai 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan sementara orang dewasa sebagai narasumber dan pembuat mainan.Komunitas ini juga membangun Museum Mainan Rakyat di Bandung untuk mengangkat dan memperkenalkan mainan rakyat. Selain itu mereka membangun Kampung Kolecer yaitu tempat untuk melatih mainan dan permainan rakyat di Kampung Bolang, Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang. Ada yang menarik untuk tidak dilewatkan adalah Festival Kolecer, yaitu festival mainan rakyat dengan berbagai upacara adat. Harga paket masuknya adalah Rp50.000,00 per orang. Apabila datang ke sini lebih dari 100 orang ada potongan harga. Cara pembayaran adalah secara tunai dan belum tersedia sistem debit atau credit bank. Untuk mencicipi kelezatan kulinernya, ada paket makanan untuk sarapan dan makan siang yang dimasak ibu-ibu sekitar Komunitas Hong. Mmh...rasanya nikmat dan khas, jangan sampai Anda lewatkan mencicipi singkong kelapa, kacang rebus, ubi rebus, dan bandrek. Cara penyajian bandrek-nya cukup unik karena bukan menggunakan gelas tetapi batok kelapa. Panas bandrek akan mengharumkan wangi batok kelapa sehingga rasa bandrek tambah nikmat. Menu makan siang juga unik karena bahan yang digunakan alami seperti rebung dari bambu, bunga honje, dan jantung pisang yang diolah. Film dokumenter “Hong” yang digagas Yoyo Sutarya dan Esa Akbar menjadi pemenang Eagle Award 2010 dan ditayangkan dalam Kick Andy, MetroTV. Temukan tempat menarik ini di Pakarangan Ulin Dago Pakar, Jalan Bukit Pakar Utara No. 35, Bandung. Lokasinya di Dago Atas dapat dijangkau dengan angkot jurusan Dago-Ciburial hingga pertigaan Dago Pakar kemudian dilanjutkan naik ojek. Dengan kendaraan pribadi atau sewaan maka Anda dapat lebih mudah dan cepat mencapainya. Sumber:http://www.indonesia.travel/id/

No comments: